login

Artis Pemeran

Urutkan:
Ajil Ditto

Ajil Ditto

Medan, Sumatera Utara, IndonesiaMuhammad Fazzill Alditto atau yang lebih dikenal dengan nama Ajil Ditto merupakan seorang pemeran dan penyanyi Indonesia. Ia adalah anak dari pasangan Zulkifli serta Elti Varita asal Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ia berkarier sejak tahun 2011 dan telah mengeluarkan beberapa lagu singel non-album. Selain itu, kariernya sebagai aktris telah membawanya membintangi banyak serial televisi dan film layar lebar. Seperti film "Malam Jumat the Movie" (2019), "Anak Garuda" (2020), "Keramat 2: Caruban Larang" (2022), BUya Hamka" (2023), "Kutukan Sembilan Setan" (2023), "Pusaka" (2024), dan lainnya.
Actor Avatar

Vino G. Bastian

IndonesiaSUMMARY Vino Giovanni Bastian (lahir 24 Maret 1982) adalah seorang aktor, model, dan penyanyi Indonesia. Ia adalah putra dari penulis novel populer Indonesia, Bastian Tito, serta suami dari pemeran dan model Indonesia, Marsha Timothy. Vino telah dinominasikan untuk tujuh kali Piala Citra. Ia merupakan salah satu aktor yang memenangkan Piala Citra kategori Pemeran Utama Pria Terbaik bersamaan dengan pemeran utama wanita dalam film yang sama yakni bersama Fahrani pada tahun 2008 untuk film Radit dan Jani. KEHIDUPAN_AWAL Vino merupakan anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Bastian Tito, komikus yang terkenal karena membuat karakter Wiro Sableng, dan Herna Debby. Sang ayah berdarah Minangkabau, sedangkan ibunya Minahasa. Vino menyelesaikan studinya pada jurusan S-1 Teknik Kimia di Institut Teknologi Indonesia. KARIER Di bangku SMP, ia mulai bermain musik sebagai penabuh drum. Ia kemudian menjadi seorang model dan pada tahun 2004 melakukan debutnya sebagai aktor lewat film 30 Hari Mencari Cinta. Dalam film arahan sutradara Upi Avianto tersebut, Vino memerankan karakter seorang pria yang ternyata homo. Film itu dibintanginya bersama aktris Nirina Zubir, Maria Agnes, Dinna Olivia, dan Revaldo. Akting pria yang menikah dengan Marsha Timothy ini dalam film perdananya tersebut membuat Erwin Arnada, direktur Rexinema, memasang kembali Vino dalam film Catatan Akhir Sekolah (2005) arahan sutradara Hanung Bramantyo. Kembali berkolaborasi dengan Upi, Vino bermain dalam film Realita, Cinta dan Rock'n Roll (2006). Film produksi Virgo Putra Film tersebut dibintanginya bersama Herjunot Ali dan Puteri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata. Tawaran film pun menyusul secara deras kepadanya, diantaranya Pesan Dari Surga (2006) dan remake Badai Pasti Berlalu (2007). Pada tahun 2008, Vino meraih beberapa penghargaan di Piala Citra Festival Film Indonesia 2008 sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dan Indonesian Movie Awards 2008 sebagai Pemeran Utama Pria Terfavorit, Pasangan Terbaik, dan Pasangan Terfavorit (bersama Fahrani) untuk perannya sebagai Radit dalam film Radit dan Jani. Tahun 2009, Vino berhasil menggeser Tora Sudiro dari puncak dan menempati peringkat pertama aktor film Indonesia dengan bayaran termahal dan terbaik sepanjang sejarah (Indonesia's Highest-Paid Actor) dengan honor Rp 250 Juta per film. Tahun 2013, Vino untuk kali pertama bermain dalam produksi sinetron bergenre religi berjudul Hanya Tuhanlah yang Tahu. Ia memerankan tokoh Ustaz Zen yang ditugaskan oleh Kyai Din berdakwah di sebuah desa yang dihuni oleh para penjahat. Pada April 2014, Vino bergabung dalam produksi Oreima Pictures, berjudul 3 Nafas Likas yang disutradarai oleh Rako Prijanto. Vino memerankan karakter real bernama Jamin Ginting yang merupakan suami dari karakter bernama Likas (diperankan oleh Atiqah Hasiholan). Ini merupakan kali pertama bagi Vino Bastian dan Atiqah Hasiholan berakting bersama dalam sebuah film. Ini juga merupakan kali pertama bagi Vino, memerankan seorang karakter yang melewati periode waktu luas dan periodic (dari era 1930'an). Syuting 3 Nafas Likas berlangsung mulai 26 April 2014 dan mengambil lokasi di beberapa daerah di Sumatera Utara, Jakarta dan Ottawa, Kanada. Dalam film ini, Vino juga harus mengucapkan berbagai dialog dalam bahasa Batak Karo. Setelah beristirahat selama 9 tahun dari TV, pada tahun 2022 ia kembali muncul dengan berperan sebagai Alif Kodri dalam sinteron Menolak Talak.
Yusuf Mahardika

Yusuf Mahardika

Jakarta, IndonesiaYusuf Mahardika Lingga Putra merupakan seorang aktor, sekaligus sutradara, dan pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia. Kariernya dimulai sebagai pesepak bola yang berhasil meraih juara pertama dalam sejumlah perlombaan, termasuk All Star Galapuri U-10 dan juga JNE CUP U-10 di tahun 2009. Sedangkan, dalam dunia seni peran, Yusuf dikenal luas berkat memerankan karakter Madun di sinetron "Tendangan Si Madun" pada tahun 2012. Selain membintangi sinetron, ia juga berperan dalam film layar lebar seperti "Garuda 19" (2014), "Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212" (2018), "Balada Si Roy" (2023), "Vina: Sebelum 7 Hari" (2024), dan lainnya.
Yasamin Jasem

Yasamin Jasem

Jakarta, IndonesiaYasamin Jasem merupakan seorang pemeran, sekaligus model dan penyanyi Indonesia yang lahir pada 21 Februari 2004. Yasamin adalah anak tunggal dari pasangan Payam Jasem serta Lydia H. Moeis. Dari ayahnya, Yasamin memiliki turunan dari Kanada dan Iran. Sedangkan dari ibunya, sang kakek berasal dari Palopo serta sang nenek berasal dari Sunda. Kariernya dimulai pada tahun 2009 dan menjadi bintang iklan. Di tahun yang sama, ia terjun ke dunia seni peran melalui sinetron "Tarzan Cilik" sebagai Putri Duyung.
Karina Suwandi

Karina Suwandi

Jakarta, IndonesiaKarina Suwandi merupakan seorang model dan aktris asal Indonesia yang lahir pada tanggal 26 Desember 1973. Karina adalah seorang putri bungsu dari pasangan Ir. Suwandi yang bersuku Jawa serta Edith Hyskova yang berdarah Ceko. Ia mengawali kariernya dalam dunia akting melalui film "Don Aufar" (1986). Di samping dunia seni peran, Karina juga merupakan model yang pernah tampil di berbagai iklan dan juga peragaan busana. Karina juga adalah salah satu anggota Swara Maharddhika, yaitu sebuah organisasi kesenian yang didirikan oleh Guruh Soekarnoputra.
Djenar Maesa Ayu

Djenar Maesa Ayu

Jakarta, IndonesiaDjenar Maesa Ayu merupakan seorang produser, pemeran, penulis, dan sutradara Indonesia. Ia adalah putri dari seorang penulis skenario dan juga sutradara Indonesia, Sjumandjaja, dan juga pemeran Indonesia, Tutie Kirana. Sebelum membuat film, ia telah dikenal sebagai salah satu penulis cerita pendek dan juga novel. Cerita pendek yang ia buat diterbitkan oleh surat kabar dan majalah di Indonesia. Selain itu, ia juga pernah bekerja untuk sebuah televisi. Djenar juga mengikuti kursus bagaimana cara membuat film sebelum akhirnya mulai menyutradarai film pertamanya. Di tahun 2009, ia menjadi sutradara film yang kedua bertajuk "SAIA". Tidak hanya itu saja, ia juga menulis skenario sekaligus bermain dalam film tersebut. Koreografer bernama Eko Supriyanto bertindak sebagai pelatih fisik bagi para aktor sekaligus juru kamera. Gerak kamera dalam film tersebut memandu dramaturgi. Namun, film ini tidak pernah diedarkan di Indonesia.
Yesaya Abraham

Yesaya Abraham

Jakarta, IndonesiaYesaya Abraham Sitanggang merupakan seorang pemeran dan model Indonesia yang lahir pada 12 April 2000. Ia menempuh pendidikan S-1 Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, di Universitas Kristen Krida Wacana (sejak tahun 2017) Ia memulai karier di dunia akting dengan berperan sebagai karakter Ari dalam serial web "Unappreciated" (2020). Tahun berikutnya, ia mendapatkan popularitas setelah memerankan tokoh Megan dalam serial web "Antares". Selain itu, ia juga membintangi film layar lebar mulai dari "Gita Cinta dari SMA" (2023), "Galaksi" (2023), "Puspa Indah Taman Hati" (2023), dan "Do You See What I See" (2024).
Halaman 79 dari 131: